Dari Humran -bekas budak yang dimerdekakan oleh Utsman-, dia berkata: Setelah Utsman -radhiyallahhu’anhu- selesai berwudhu, dia berkata, “Demi Allah, aku benar-benar akan menyampaikan hadits kepada kalian. Demi Allah, kalau bukan karena teringat akan sebuah ayat yang terdapat di dalam Kitabullah niscaya aku tidak akan menyampaikan hadits kepada kalian. Aku dulu pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah seseorang berwudhu lalu membaguskan wudhunya kemudian mengerjakan sholat kecuali pasti akan diampuni dosanya semenjak itu sampai mengerjakan sholat berikutnya.’.” Urwah -salah seorang periwayat hadits ini- berkata, “Ayat yang dimaksud -oleh Utsman- adalah (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk setelah Kami jelaskan ia kepada manusia di dalam al-Kitab, maka mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah dan dilaknat oleh segenap orang yang melaknat.” (QS. al-Baqarah: 159).” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [3/16])
Hadits yang mulia ini mengandung pelajaran-pelajaran penting, di antaranya:
- Bersumpah dengan nama Allah
- Bolehnya bersumpah tanpa diminta dan bukan karena kepentingan mendesak, dalam rangka menegaskan suatu perkara (lihat Syarh Muslim [3/110] dalam bentuk pdf)
- Penamaan ‘hadits’ untuk sabda-sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penamaan yang sudah ada sejak jaman salaf, ia bukan istilah baru yang diciptakan oleh ulama belakangan
- Kewajiban menyampaikan ilmu dan larangan dari menyembunyikannya
- Ancaman bagi orang-orang yang menyembunyikan ilmu
- Menyembunyikan ilmu adalah dosa besar
- Allah mencintai orang-orang yang menyebarkan ilmu dan mengamalkannya
- Allah membenci orang-orang yang menyembunyikan ilmu
- Kewajiban bertaubat dari dosa menyembunyikan ilmu, yaitu dengan menjelaskannya kepada manusia
- Ilmu yang sejati adalah ilmu wahyu, yaitu yang bersumber dari al-Kitab dan as-Sunnah
- Keutamaan wudhu yang diiringi dengan mengerjakan sholat sesudahnya
- Amal ketaatan disandarkan kepada manusia, dan dia mendapatkan pahala atasnya. Artinya manusia tidak dalam keadaan dipaksa oleh Allah. Begitu pula amal kedurhakaan. Ini adalah bantahan bagi Jabriyah
- Amal kebaikan bisa menghapus dosa
- Pengagungan para sahabat terhadap ayat-ayat Allah ta’ala
- Allah berada di atas
- Wudhu yang dilakukan oleh manusia itu bertingkat-tingkat, ada yang bagus dan ada yang tidak
- Para salaf senantiasa berupaya untuk bertindak dan bersikap sebagaimana apa yang ditunjukkan oleh dalil.
- Keutamaan ilmu salaf, dimana ilmu mereka lebih dalam dan melahirkan amalan serta rasa takut kepada Allah ta’ala
- Perintah untuk berwudhu ketika hendak sholat
- Anjuran untuk mengulangi wudhu setiap kali hendak mengerjakan sholat
- Dorongan untuk mempelajari adab-adab wudhu dan syarat-syaratnya, mengamalkannya, berhati-hati di dalamnya, dan bersemangat dalam melakukan wudhu sebaik-baiknya (lihat Syarh Muslim [3/111] dalam bentuk pdf)
- Menjauhkan diri dari laknat Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
- Menyampaikan ilmu (dakwah) merupakan sebab datangnya rahmat Allah
—
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id
0 komentar:
Posting Komentar