This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages


Minggu, 13 Januari 2013

PERAWATAN DAN PENGOBATAN CEDERA OLAHRAGA


Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat pendarahan tidak, fruktur tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan dibawah kulit) di daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.

1.    Penanganan pendarahan                     

 Penanganan cedera dinilai lewat tingkatan cedera berdasarkan adanya pendarahan lokal.

 1. Akut (0-24 jam)

 Terjadi cedera antara saat kejadian sampai proses pendarahan berhenti, biasanya samapai 24 jam. Dalam pertolongan yang benar dapat mempersingkat periode ini.

 2. Sub-Akut (24-48 jam)

 Pada saat masa akut telah berakhir, pendarahan telah berhenti, tetapi bisa berdarah kembali. Bila pertolongan tidak benar dapat kembali ke tingkat akut dan berdarah kembali.

 3. Tingkat lanjut (48 jam sampai lebih)

 Pendarahan telah berhenti, dan kecil kemungkinan kembali ke tingkat akut, pada saat ini penyembuhan telah mulai. Dengan pertolongan yang baikmasa ini dapat mempersingkat. Pelatih harus sangat mahir dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.

2.    Penanganan pertama

 Pulihnya atlit dan mampu aktif  kembali sangat tergantung dari keputusan yang dibuat saat terjadi cedera, serta pertolongan yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih harus memutuskan sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku.

 Pelatih harus mampu memutuskan apakah atlit terus atau berhenti, untuk cedera yang berat keputusannya sangat mudah diambil, tetapi untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi sangat sulit. Bila ragu istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan praktis fungsional dilapangan.

3.    Penanganan rehabilitasi medik

 Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi medik yang sering digunakan adalah :

Pelayanan spesialistik rehabilitasi medik

Pelayanan fisioterapi

Pelayanan alat bantu (ortesa)

Pelayanan pengganti tubuh (protesa)

 Penanganan rehabilitasi medik harus sesuai dengan kondisi cedera.

 1. Penanganan rehabilitasi medik pada cedera olahraga akut.

 Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam. Yang paling penting adalah penangananya. Pertama adalah evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Bila ada  tindakan pertama harus berupa penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu RICE :

R – Rest  :

 Diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

I – Ice :

 Terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan meredakan rasa nyeri.

C – Compression :

 Penekanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.

E – Elevatin :

 Peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis, mengurangi edema (pembengkakan) dan rasa nyeri.

 2. Penanganan rehabilitasi pada cedera olahraga lanjut

 Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem yang ada antara lain berupa :

Terapi dingin :

 Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :

 1)    Kompress dingin

 Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera.

 Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10 menit.

 2)    Masase es

 Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.

 3)    Pencelupan atau peredaman

 Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh kedalam bak air dingin yang dicampur dengan es. Lamanya 10-20 menit.

 4)    Semprot dingin

 Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.

Terapi panas :

 Pada umumnya toleransi yang baik pada terapi panas adalah bila diberikan pada fase subakut dan kronis dari suatu cedera, tetapi panas juga dapat diberikan pada keadaan akut. Panas yang kita berikan ketubuh akan masuk atau berpenetrasi kedalamnya. Kedalam penetrasi ini tergantung pada jenis terapi panas yang diberikan seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.

 Pembagian terapi panas menurut kedalaman penetrasinya. Penetrasi Macam Contoh :

Dangkal (superfisial) Dalam(Deep) Lembab/Basah Kering

 Diatermi Kompres kain air panas “Hydrocollator pack”

 Mandi uap panas

 “Paraffin wax bath”

 Hydrotherapy

 Kompres botol air panas

 Kompres bantal pemanas tenaga listrik

 Lampu merah infra

 Diatermi gelombang pendek

 Diatermi gelombang mikro

 Diatermi suara ultra.

PENCEGAHAN CEDERA PADA OLAHRAGA


Mencegah lebih baik daripada mengobati, hal ini tetap merupakan kaidah yang harus dipegang teguh. Banyak cara pencegahan tampaknya biasa-biasa saja, tetapi masing-masing tetaplah memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan.

1.    Pencegahan lewat keterampilan

 Pencegahan lewat keterampilan mempunyai andil yang besar dalam pencegahan cedera itu telah terbukti, karena penyiapan atlit dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu para atlit sangat perlu ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap wjar atau relaks. Dalam meningkatkan atlit tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk daya pikir, membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi resiko. Pelatih juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya, serta harus dapat mengurangi dosis latihan sebelum resiko cedar timbul.

Mengurangnya antusiasme atau kurang tanggap

Kulit dan otot terasa mengembang

Kehilangan selera makan                     

Gangguan tidur, sampai bangun masih terasa lelah

Meningkatnya frekuensi jantung saat istirahat

Penurunan berat badan

Melambatnya pemulihan

Cenderung menghindari latihan atau pertandingan

2.    Pencegahan lewat Fitness

 Fitness secara terus menerus mampu mencegah cedera pada atlit baik cedera otot, sendi dan tendo, serta mampu bertahan untuk pertandingan lebih lama tanpa kelelahan.

 1. Strength

 Otot lebih kuat jika dilatih, beban waktu latihan yang cukup sesuai nomor yang diinginkan untuk. Untuk latihan sifatnya individual, otot yang dilatih benar-benar tidak mudah cedera.

 2. Daya tahan

 Daya tahan meliputi endurance otot, paru dan jantung. Daya tahan yang baik berarti tidak cepat lelah, karena kelelahan mengundang cedera.

 3. Pencegahan lewat makanan

 Nutrisi yang baik akan mempunyai andil mencegah cedera karena memperbaiki proses pemulihan kesegaran diantara latihan-latihan. Makan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlit sehubungan dengan latihannya.

 Atlit harus makan-makanan yang mudah dicerna dan yang berenergi tinggi kira-kira 2,5 jam sebelum latihan atau pertandingan.

 Pencegahan lewat Warming up ada 3 alasan kenapa warm up harus dilakukan :

Untuk melenturkan (stretching) otot, tendon dan ligament utama yang akan dipakai.

Untuk menaikkan suhu terutama bagian dalam seperti otot dan sendi.

Untuk menyiapkan atlit secara fisik dan mental menghadapi tugasnya.

3.    Pencegahan lewat lingkungan

 Banyak terjadi bahwa cedera karena lingkungan. Seorang atlit jatuh karena tersandung sesuatu (tas, peralatan yang tidak ditaruh secara baik) dan cedera. Harusnya memperhatikan peralatan dan barang ditaruh secara benar agar tidak membahayakan.

 1. Peralatan

 Peralatan yang standart punya peranan penting dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula, contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari orang lain.

 Sepatu yang baik sangat membantu kenyamanan berolahraga dan dapat memperkecil resiko cedera olahraga.

 Kontruksi sepatu

 Sepatu lari yang baik mempunyai cirri-ciri kontruksi sebagai berikut:

 1)    Sol relative tebal dan kuat, tetapi cukup elastic sehingga mampu meredam benturan. Biasanya mempunyai permukaan yang tidak rata (bergelombang atau berkembang-kembang).

 2)    Tumit harus sedikit lebih tinggi dari bagian depan ½ inci (1,3 cm).

 3)    Bagian belakang “counter” ditinggikan sedikit sebagai “Achilles pad” dengan tujuan mencegah cedera tendon Achilles.

 4)    Terdapat “arch support” yang baik.

 5)    Harus cukup fleksibel, bisa dibengkokkan dengan mudah.

 6)    “Heel counter” harus kuat dan kaku.

 7)    Berat sepatu sekitar 238-340 gram.

 Sepatu dikatakan pas jika jarak antara ujung jari kaki dengan bagian depan sepatu selebar satu jari tangan (1,5 cm), bagian yang lebar dari kaki pas dengan bagian lebar dari sepatu, serta tumit “terpegang” dengan pas pada “counter” (bagian belakang sepatu). Pengepasan sepatu harus dengan memakai kaos kaki (harus cukup empuk dan tebal) yang bisa digunakan.

 2. Medan

 Medan dalam menggunakan latihan atau pertandingan mungkin dari alam, buatan atau sintetik, keduanya menimbulkan masalah. Alam dapat selalu berubah-ubah karena iklim, sedang sintetik yang telah banyak dipakai juga dapat rusak. Yang terpenting atlit mampu menghalau dan mengantisipasi hal-hal penyebab cedera.

4.    Pencegahan lewat pakaian

 Pakaian sangat tergantung selera tetapi haruslah dipilih dengan benar, seperti kaos, celana, kaos kaki, perlu mendapat perhatian. Misalnya celana jika terlalu ketat dan tidak elastis maka dalam melakukan gerakan juga tidak bebas. Khususnya atletik, sehingga menyebabkan lecet-lecet pada daerah selakangan dan bahkan akan mempengaruhi penampilan atlit.

5.    Pencegahan lewat pertolongan

 Setiap cedera memberi tiap kemungkinan untuk cedera lagi yang sama atau yang lebih berat lagi. Masalahnya ada kelemahan otot yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi, ketidakstabilan tersebut penyebab cedera berikutnya. Dengan demikian dalam menangani atau pemberian pertolongan harus kondisi benar dan rehabilitasi yang tepat pula.

6.    Implikasi terhadap pelatih

 Sikap tanggung jawab dan sportifitas dari pelatih, official, tenaga kesehatan dan atlitnya sendiri secara bersama-sama. Yakinkan bahwa atlitnya memang siap untuk tampil, bila tidak janganlah mencoba-coba untuk ditampilkan dari pada mengundang permasalahan. Sebagai pelatih juga perlu memikirkan masa depan atlit merupakan faktor yang lebih penting.

PENYEBAB DAN PENCEGAHAN PADA CEDERA OLAHRAGA


Beberapa faktor penting yang ada perlu diperhatikan sebagai penyebab cedara olahraga.

1. Faktor olahragawan/olagragawati

 a. Umur

 Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur 30-40 tahun raluman kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan ligament menurun pada usia 30 tahun. Kegiatan-kegiatan fisik mencapai puncaknya pada usia 20-40 tahun.

 b. Faktor pribadi

 Kematangan (motoritas) seorang olahraga akan lebih mudah dan lebih sering mengalami cedera dibandingkan dengan olahragawan yang sudah berpengalaman.

 c. Pengalaman

 Bagi atlit yang baru terjun akan lebih mudah terkena cedera dibandingkan dengan olahragawan atau atlit yang sudah berpengalaman.

 d. Tingkat latihan

 Betapa penting peran latihan yaitu pemberian awal dasar latihan fisik untuk menghindari terjadinya cedera, namun sebaliknya latihan yang terlalu berlebihan bias mengakibatkan cedera karena “over use”.

 e. Teknik

 Perlu diciptakan teknik yang benar untuk menghindari cedera. Dalam melakukan teknik yang salah maka akan menyebabkan cedera.

 f. Kemampuan awal (warming up)

 Kecenderungan tinggi apabila tidak dilakukan dengan pemanasan, sehingga terhindar dari cedera yang tidak di inginkan. Misalnya : terjadi sprain, strain ataupun rupture tendon dan lain-lain.

 g. Recovery period

 Memberi waktu istirahat pada organ-organ tubuh termasuk sistem musculoskeletal setelah dipergunakan untuk bermain perlu untuk recovery (pulih awal) dimana kondisi organ-organ itu menjadi prima lagi, dengan demikaian kemungkinan terjadinya cedera bisa dihindari.

 h. Kondisi tubuh yang “fit”

 Kondisi yang kurang sehat sebaiknya jangan dipaksakan untuk berolahrag, karena kondisi semua jaringan dipengaruhi sehingga mempercepat atau mempermudah terjadinya cedera.

 i. Keseimbangan Nutrisi

 Keseimbangan nutrisi baik berupa kalori, cairan, vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang sehat.

 j. Hal-hal yang umum

 Tidur untuk istirahat yang cukup, hindari minuman beralkohol, rokok dan yang lain.

 k. Peralatan dan Fasilitas

 Peralatan     :    Bila kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akan mudah terjadinya cedera.

 Fasilitas       :    Kemungkinan alat-alat proteksi badan, jenis olahraga yang bersifat body contack, serta jenis olahraga yang khusus.

2. Faktor karakter dari pada olahraga tersebut

 Masing-masing cabang olahrag mempunyai tujuan tertentu. Missal olahraga yang kompetitif biasanya mengundang cedera olahraga dan sebagainya, ini semua harus diketahui sebelumnya.

KLASIFIKASI CEDERA OLAHRAGA


Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

 1. Cedera tingkat 1 (cedera ringan)

 Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan atlit. Misalnya: lecet, memar, sprain yang ringan.

 2. Cedera tingkat 2 (cedera sedang)

 Pada cedera tingkat kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh pada performance atlit. Keluhan bias berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inplamasi) misalnya: lebar otot, straing otot, tendon-tendon, robeknya ligament (sprain grade II).

 3. Cedera tingkat 3 (cedera berat)

 Pada cedera tingkat ini atlit perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hamper lengkap ligament (sprain grade III) dan IV atau sprain fracture) atau fracture tulang.

 4. Strain dan Sprain

 Strain dan sprain adalah kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga.

 5. Strain

 Straing adalah menyangkut cedera otot atau tendon. Straing dapat dibagi atas 3 tingkat, yaitu :

 1)    Tingkat 1 (ringan)

 Straing tingkat ini tidak ada robekan hanya terdapat kondisi inflamasi ringan, meskipun tidak ada penurunan kekuatan otot, tetapi pada kondisi tertentu cukup mengganggu atlit. Misalnya straing dari otot hamstring (otot paha belakang) akan mempengaruhi atlit pelari jarak pendek (sprinter), atau pada baseball pitcher yang cukup terganggu dengan strain otot-otot lengan atas meskipun hanya ringan, tetapi dapat menurunkan endurance (daya tahannya).

 2)    Tingkat 2 (sedang)

 Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon, sehingga dapat mengurangi kekuatan atlit.

 3)    Tingkat 3 (berat)

 Straing pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat sampai komplit, pada tingkat 3 diperlukan tindakan bedah (repair) sampai fisioterapi dan rehabilitasi.

 6. Sprain

 Sprain adalah cedera yang menyangkut cedera ligament. Sprain dapat dibagi 4 tingkat, yaitu :

 1)    Tingkat 1 (ringan)

 Cedera tingkat 1 ini hanya terjadi robekan pada serat ligament yang terdapat hematom kecil di dalam ligamen dan tidak ada gangguan fungsi.

 2)    Tingkat 2 (sedang)

 Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan yang lebih luas, tetapi 50% masih baik. Hal ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan proteksi harus dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu untuk benar-benar aman dan mungkin diperlukan waktu 4 bulan. Seringkali terjadi pada atlit memaksakan diri sebelum selesainya waktu pemulihan belum berakhir dan akibatnya akan timbul cedera baru lagi.

 3)    Tingkat 3 (berat)

 Cedera sprain tingkat 3 ini terjadinya robekan total atau lepasnya ligament dari tempat lekatnya dan fungsinya terganggu secara total. Maka sangat penting untuk segera menempatkan kedua ujung robekan secara berdekatan.

 4)    Tingkat 4 (Sprain fraktur)

 Cedera sprain tingkat 4 ini terjadi akibat ligamennya robek dimana tempat lekatnya pada tulang dengan diikuti lepasnya sebagian tulang tersebut.

Cedera pada olahraga


CEDERA PADA OLAHRAGA

Pengertian Cedera

 Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.

 Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.

 Harus diingat bahwa setiap orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapibila kita berhati-hati kita akan bisa mengurangi resiko celaka tersebut.

 Cedera Olahraga

 Kegiatan olahraga yang sekarang terus dipacu untuk dikembangkan dan ditingkatkan bukan hanya olahraga prestasi atau kompetisi, tetapi olahraga juga untuk kebugaran jasmani secara umum. Kebugaran jasmani tidak hanya punya keuntungan secara pribadi, tetapi juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu kegiatan olahraga sekarang ini semakin mendapat perhatian yang luas.

 Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas keolahragaan tersebut, korban cedera olahraga juga ikut bertambah. Sangat disayangkan jika hanya karena cedera olahraga tersebut para pelaku olahraga sulit meningkatkan atau mempertahankan prestasi.

  “Cedera Olahraga” adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.

  Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau  keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.

  Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :

1.     Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “stram” otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak atas dan bawah.

2.     Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow swimer’s shoulder, jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.

C.   MACAM CEDERA OLAHRAGA

 Didalam menangani cedera olahraga (sport injury) agar terjadi pemulihan seorang atlit untuk kembali melaksanakan kegiatan dan kalau perlu ke prestasi puncak sebelum cedera.

 Kita ketahui penyembuhan penyakit atau cedera memerlukan waktu penyembuhan yang secara alamiah tidak akan sama untuk semua alat (organ) atau sistem jaringan ditubuh, selain itu penyembuhan juga tergantung dari derajat kerusakan yang diderita, cepat lambat serta ketepatan penanggulangan secara dini.

 Dengan demikian peran seseorang yang berkecimpung dalam kedokteran olahraga perlu bekal pengetahuan mengenai penyembuhan luka serta cara memberikan terapi agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah, sehingga penyembuhan serta pemulihan fungsi, alat dan sistem anggota yang cedera dapat dicapai dalam waktu singkat untuk mencapai prestasi kembali, maka latihan untuk pemulihan dan peningkatan prestasi sangat diperlukan untuk mempertahankan kondisi jaringan yang cedera agar tidak terjadi penecilan otot (atropi).

 Agar selalu tepat dalam menangani kasus cedera maka sangat diperlukan adanya pengetahuan tentang macam-macam cedera.

semoga bermanfaat,,..

Ratusan Nama Keren Julukan Bintang Sepakbola

. Afro-Paule — Paul Breitner (Jerman)
2. Al — Alex Revell (Inggris)
3. Aldo — John Aldridge (Iran)
4. Alex James of the East — Lee Wai Tong (Ghana)
5. Angelito — Ángel Di María (Argentina)
6. Apache — Carlos Tévez (Argentina)
7. Aussie Guus — Guus Hiddink (Belanda)
8. Automatica — Martín Gramática (Argentina)
9. Bails — Nicky Bailey (Inggris)
10. Baixinho — Romario (Brazil)
11. Balle — Michael Ballack (Jerman)
12. Barney — Lee Barnard (Inggris)
13. Batigol — Gabriel Batistuta (Argentina)
14. Baz — Barry Cogan (Irlandia)
15. Beatts — James Beattie (Inggris)
Ratusan Nama Keren Julukan Pemain Sepakbola Dunia:
16. Becks — David Beckham (Inggris)
17. Benty — Darren Bent (Inggris)
18. Benzebuth — Karim Benzema (Prancis)
19. Berba — Dimitar Berbatov (Bulgaria)
20. Bes — Vladimir Beschastnykh (Rusia)
21. Big Al — Alan Shearer (Belanda)
22. Big Pete — Petr Cech (Ceko)
23. Big Phil — Luiz Felipe Scolari (Brasil)
24. Billy — Diniyar Bilyaletdinov (Rusia)
25. Bob — Aleksandr Sheshukov (Yugoslavia)
26. Bora — Velibor Milutinovic (Bek Serbia )
27. Brian — Stuart Lewis (Inggris)
28. Buratino — Roman Pavlyuchenko (Rusia)
29. Canhão da Vila — José “Pepe” Macia (Brazil)
30. Canto — Eric Cantona (Perancis)
31. Capita — Carlos Alberto Torres (Brasil)
32. Captain America — Claudio Reyna (Amerika Serikat)
33. Captain Fantastic — Steven Gerrard (Inggris)
34. Captain Marvel — Bryan Robson (Inggris )
35. Castorino — Fernando Muslera (Uruguay)
36. Cechíno — Petr Cech (Ceko)
37. Chalaca — Cesar Gonzalez (Paraguay)
38. Chief — Wayne Allison (Inggris)
39. Chopper — Ron Harris (Inggris)
40. Chuta-Chuta — Bruno César (Brasil)
41. Cobra — Dejan Stankovic (Serbia)
42. Crofty — Andrew Crofts (Welsh)
43. Crouchy — Peter Crouch (Inggris)
44. Damo — Damian Scannell (Inggris)
45. De Generaal — Rinus Michels (Brazil)
46. De Kannibaal — Khalid Boulahrouz (Belanda)
47. De Kromme — Willem van Hanegem (Belanda)
48. De Zwarte Tulp — Ruud Gullit (Belanda)
49. Der Bomber — Gerd Müller (Jerman)
50. Der Kaiser — Franz Beckenbauer (Jerman)

sumber : namafb.com

Nama-Nama para sahabat Rasulullah SAW.

Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama A:
– `Abd Allah bin `Umar [عبد الله بن عمر]
– ‘Abbas bin ‘Abd al-Muttalib [عباس بن عبد المطلب]
– Aban bin Said (RA) [سعيد بن أبان (ع)]
– Abbad bin Bishr [عباد بن بشر]
– Abd Allah bin al-Zubayr [عبد الله بن الزبير]
– Abd Allah bin Rawahah [عبد الله بن رواحة]
– Abd ar-Rahman bin ‘Awf [عبد الرحمن بن عوف]
– Abd-Allah bin Abd-Allah bin Ubayy [عبد الله بن عبد الله بن أبي]
– Abdullah bin Abbas [عبد الله بن عباس]
- Abdullah bin Abu Aufa
- Abdullah bin Hudhafah as-Sahmi
- Abdullah bin Jahsh [عبد الله بن جحش]
- Abdullah bin Mas`ud [عبد الله بن مسعود ماس]
- Abdullah bin Salam [عبد الله بن سلام]
- Abdullah bin Umm Maktum [عبد الله بن أم مكتوم]
- Abdu’l-Rahman bin Abu Bakr [حضرة عبد الرحمن بن أبي بكر]
- Abîd bin Hamal (RA) [عابد بن الشيال (ع)]
- Abîd bin Hunay (RA)
- Abjr al-Muzni (RA)
- Abu al-Aas bin al-Rabiah [أبو العاص بن ربيعة]
- Abu Ayyub al-Ansari [أبو أيوب الأنصاري]
- Abu Bakr [أبو بكر]
- Abu Dardaa [أبو الدرداء]
- Abû Dhar al-Ghifârî [أبو ذر الغفاري آل]
- Abu Fuhayra
- Abu Hurairah [أبو هريرة]
- Abu Lubaba bin Abd al-Mundhir [أبو لبابة بن عبد المنذر]
- Abu Musa al-Ashari [أبو موسى الأشعري]
- Abu Sa`id al-Khudri [أبو سعيد الخباز الخدري]
- Abu Salama `Abd Allah bin `Abd al-Asad [أبو عبد الله سلامة بن عبد الأسد]
- Abu Sufyan bin al-Harith [أبو سفيان بن الحارث]
- Abu Sufyan bin Harb [أبو سفيان بن حرب]
- Abu Ubaydah bin al-Jarrah [أبو عبيدة بن الجراح]
- Abu-Hudhayfah bin Utbah [حذيفة بن أبو عتبة]
- Abzâ al-Khuzâ`î (RA) [Abzâ آل خزاعي î (ع)]
- Adhayna bin al-Hârith (RA)
- Adî bin Hâtim at-Tâî [عدي بن حاتم الطائي في]
- Aflah bin Abî Qays (RA) [أفلح بن أبي قيس (ع)]
- Ahmad bin Hafs (RA) [أحمد بن حفص (ع)]
- Ahmar Abu `Usayb (RA)
- Ahmar bin Jazi (RA) [الجازي بن الأحمر]
- Ahmar bin Mazan bin Aws (RA) [مازن بن الأحمر بن أوس (ع)]
- Ahmar bin Mu`awiya bin Salim (RA)
- Ahmar bin Qatan al-Hamdani (RA) [الأحمر بن القطان الحمداني (ع)]
- Ahmar bin Salim (RA) [الأحمر بن سالم (ع)]
- Ahmar bin Suwa’i bin `Adi (RA)
- Ahmar Mawla Umm Salama (RA) [الأحمر المولى أم سلمة (ع)]
- Ahnaf bin Qais Tameemi [الأحنف بن قيس التميمي]
- Ahyah bin Umayya bin Khalaf (RA)
- Ahzâb bin Usaid [الأحزاب بن أسيد]
- Al-’Ala’ Al-Hadrami [آل علاء الحضرمي]
- Al-Arqam ibn-abil-Arqam [الأرقم بن أبي الأرقم،]
- Al-Bara’ bin Mâlik al-Ansârî [البراء بن مالك الأنصاري]
- Al-Harith bin Hisham bin Al-Mugheera (RA) [الحارث بن هشام بن مغيرة (ع)]
- Ali bin Abi Talib [علي بن أبي طالب]
- Al-Khansa [الخنساء]
- Al-Qa’qa’a bin Amr at-Tamimi (RA) [آل Qa'qa'a بن عمرو التميمي في]
- Ammar bin Yasir [عمار بن ياسر]
- Amr bin Al`âs
- Amr bin al-Jamuh
- Anas bin Mâlik [أنس بن مالك]
- An-Nu`aymân bin `Amr
- An-Nu`mân bin Muqarrin
- Arbad bin Jabir (RA) [أربد بن جابر (ع)]
- Asim bin thalib
- Asim bin Umar [عاصم بن عمر]
- At-Tufayl bin Amr ad-Dawsi
Teman dekat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama B, D dan F:
– Bilal bin Malik al-Mazni (RA) [بلال بن مالك آل المازني (ع)]
– Bilal bin Ribah [بلال بن رباح]
– Bilal bin Yahya (RA) [بلال بن يحيى (ع)]
– Dihyah al-Kalbi
– Dirar bin al-Azwar (RA) [ضرار بن الازور (ع)]
– Fadl bin Abbas [فضل بن عباس]
– Fayruz ad-Daylami
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama H:
– Habab bin Mundhir [حباب بن المنذر]
– Habib bin Zayd al-Ansari [حبيب بن زيد الأنصاري]
– Hakim bin Hizam [الحكيم بن حزام]
– Hamza bin Abd al-Muttalib [حمزة بن عبد المطلب]
– Harith bin Rab’i [الحارث بن ربعي]
– Hashim bin Utbah [هاشم بن عتبة]
– Hassan bin Ali [حسن بن علي]
– Hassan bin Thabit [حسان بن ثابت]
– Hatib bin Abi Balta’ah [خطيب بن أبي بلتعة]
– Hisham bin Al-A’as
– Hudhayfah bin al-Yaman [حذيفة بن اليمان]
– Hujr bin Adi
– Hussain bin Ali [حسين بن علي]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama I:
– Ibrahim Abû Râfa`i (RA) [إبراهيم أبو رافا `ط (ع)]
– Ibrahim al-`Adhrî (RA)
– Ibrahim al-Ansârî (RA) [إبراهيم الأنصاري (ع)]
– Ibrahim al-Ashhali (RA)
– Ibrahim al-Thaqafi (RA) [إبراهيم الثقفي (ع)]
– Ibrahim an-Najâr (RA) [إبراهيم النجار و(ع)]
– Ibrahim at-Ta’ifi (RA)
– Ibrahim az-Zuhrî (RA) [إبراهيم الزهري من الألف إلى الياء (ع)]
– Ibrahim bin `Abdillah (RA)
– Ibrahim bin `Ibad bin Asaf (RA) [إبراهيم بن عباد بن أساف `(ع)]
– Ibrahim bin Hârith (RA) [إبراهيم بن الحارث (ع)]
– Ibrahim bin Jabir (RA) [إبراهيم بن جابر (ع)]
– Ibrahim bin Khalâd (RA)
– Ibrahim bin Muhammad [إبراهيم بن محمد]
– Ibrahim bin Na`îm (RA) [إبراهيم بن نعيم (ع)]
– Ibrahim bin Qays bin Hajar (RA) [إبراهيم بن قيس بن حجر (ع)]
– Ibrahim bin Qays (RA) [إبراهيم بن قيس (ع)]
– Ikrima bin Abi Jahl [عكرمة بن أبي جهل]
– Imran bin Husain [عمران بن حسين]
– Isaf bin Anmar as-Salmi (RA) [ايساف بن انمار AS-السالمي (ع)]
– Ishaq al-Ghanawy (RA)
– Isma`il bin `Abdillah al-Ghafari (RA)
– Isma`il bin Sa`id bin `Abid (RA) [إسماعيل بن سعد بن معرف `عابد (ع)]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama J:
– Jabir bin Abdullah al-Ansari [جابر بن عبد الله الأنصاري]
– Jabr [جبر]
– Jafar bin Abi Talib [جعفر بن أبي طالب]
– Jubayr bin Mut’im
– Julaybib
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama K:
– Ka’b bin Zuhayr [كعب بن زهير]
– Khabab bin al-Arat al-Tamimi (RA) [خباب بن آرات التميمي (ع)]
– Khabbab bin al-Aratt
– Khalid bin al-As (RA) [خالد بن العاص (ع)]
– Khalid bin al-Walid [خالد بن الوليد]
– Khalid bin Sa`id [خالد بن سعد معرف]
– Kharija bin Huzafa
– Khubayb bin Adiy [خبيب بن عدي]
– Khunays bin Hudhayfa
– Khuzayma bin Thabit [خزيمة بن ثابت]
– Kinana bin Rabi` [كنانة بن ربيع `]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama L:
– Labid bin Rabi’a [لبيد بن ربيعة]
– Lubaynah
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama M:
– Malik al-Dar [مالك الدار]
– Maria al-Qibtiyya
– Mazin bin Ghadooba
– Miqdad bin al-Aswad [المقداد بن الأسود]
– Mu`adh bin `Amr [معاذ بن عمرو]
– Mu`adh bin Jabal [معاذ بن جبل]
– Mu`âwiya bin Abî Sufyân
– Mu`awwaz bin `Amr
– Muhammad bin Abi Bakr [محمد بن أبي بكر]
– Muhammad bin Maslamah [محمد بن مسلمة]
– Munabbih bin Kamil [منبه بن كامل]
– Mus`ab bin `Umair
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama N:
– Nabagha al-Ju’adi (RA)
– Nafi bin al-Harith [نافع بن الحارث]
– Nuaym bin Masud
– Nufay bin al-Harith
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama R:
– Rab’ah bin Umayah
– Rabi’ah bin al-Harith [ربيعة بن الحارث]
– Rabiah bin Kab [الربيعة بن كعب]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama S:
– Sa`d bin Abî Waqâs [سعد بن أبي وقاص]
– Sa`d bin ar-Rabi`
– Sa`d bin Malik
– Sa`d bin Mu`âdh [سعد بن معاذ]
– Sa`d bin Ubadah [سعد بن عبادة]
– Sa`îd bin Âmir al-Jumahi
– Sa`îd bin Zayd [سعد بن زيد رقم]
– Sa`sa`a bin Suhan
– Sabra bin Ma`bad [صبرا بن معان سيئة]
– Safwan bin Umayya [صفوان بن أمية]
– Sahl bin Sa’d [سهل بن سعد]
– Sakhr bin Wada`a (RA) [صخر بن لادا `(ع)]
– Sakhr bin Wadi`a (RA) [صخر بن الوادية (ع)]
– Salama bin al-Aqwa
– Salim Mawla Abi Hudhayfah [سالم مولى أبي حذيفة]
– Salit bin ‘Amr ‘Ala bin Hadrami [عمرو 'ساليت بن الحضرمي بن العلاء]
– Salma Abu Hashim [سلمى أبو هاشم]
– Salman al-Fârisî [سلمان الفارسي]
– Samra bin Jundab
– Saraqa bin `Amru (RA)
– Shadad bin Aus [شداد بن الأوس]
– Shams bin Uthman [شمس بن عثمان]
– Sharhabeel bin Hasana [شرحبيل بن حسنة]
– Shayba bin `Uthman al-Awqas (RA)
– Shuja’ bin Wahab al-Asadi [شجاع بن وهب الأسدي]
– Suhayb ar-Rumi [صهيب الرومي ع]
– Suhayl bin Amr [سهيل بن عمرو]
- Suraqa bin Malik [سراقة بن مالك]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama T:
– Talhah bin Ubaydullah [طلحة بن عبيد الله]
– Tamim Abu Ruqayya [أبو تميم رقية]
– Tamim al-Ansari [تميم الأنصاري]
– Tamim al-Dari [تميم الضاري]
– Thabit bin Qays [ثابت بن قيس]
– Thawban bin Bajdad (RA)
- Thumamah bin Uthal
- Thuwaybah
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama U:
– Ubayd Allah bin Abd Allah [عبيد الله بن عبد الله]
– Ubayda bin as-Samit [عبيدة بن AS-سامت]
– Ubaydah bin al-Harith [عبيدة بن الحارث]
– Ubayy bin al-Qashab al-Azdi (RA)
– Ubayy bin Ka’b bin Abd Thawr al-Muzni (RA)
– Ubayy bin Ka’b bin Qays [أبي بن كعب بن قيس]
– Ubayy bin Malik al-Qachiri (RA)
– Ubayy bin Mu’adh bin Anas (RA) [أبي بن معاذ بن أنس (ع)]
– Ubayy bin Shriq (RA) [أبي بن Shriq (ع)]
– Ubayy bin Thabit al-Ansari (RA) [أبي بن ثابت الأنصاري (ع)]
– Ubayy bin Ujlan bin al-Bahili (RA)
– Ubayy bin Umar (RA) [أبي بن عمر (ع)]
– Ubayy bin Umayya bin Harfan (RA)
– Umar bin Abi Salma (RA) [عمر بن أبي سلمى (ع)]
– Umar bin al-Khattab [عمر بن الخطاب]
– Umar bin Harith [عمر بن الحارث]
– Umayr bin Sad al-Ansari [عمير بن سعد الأنصاري]
– Umayr bin Wahb [عمير بن وهب]
– Uqbah bin Amir [عقبة بن عامر]
– Urwah bin Mas’ud [عروة بن مسعود]
– Urwah bin Zubayr [عروة بن الزبير]
– Usama bin Zayd [أسامة بن زيد]
– Utba bin Rabi’ah [عتبة بن ربيعة]
– Utbah bin Ghazwan [عتبة بن غزوان]
– Utban bin Malik [Utban بن مالك]
– Uthal bin Nu’man al-Hanafi (RA)
– Uthman bin Affan [عثمان بن عفان]
– Uthman bin Hunayf [عثمان بن حنيف]
– Uthman bin Madh’un
- Uways al-Qarni [عويس القرني]
Sahabat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama W:
– Wahb bin `Umayr [وهب بن عمير `]
– Wahshî bin Harb [الوحشي بن حرب]
– Walid bin Uqba [وليد بن عقبة بن نافع]
Sobat Nabi Muhammad S.A.W – Awalan Nama Z:
– Zayd al-Khayr [زيد الخير]
– Zayd bin al-Khattab [زيد بن الخطاب]
– Zayd bin Arqam [زيد بن الأرقم]
– Zayd bin Harithah [زيد بن حارثة]
– Zayd bin Sahl (RA) [زيد بن سهل (ع)]
– Zayd bin Thabit [زيد بن ثابت]
– Ziyad bin Abi Sufyan [زياد بن أبي سفيان]
– Zubayr bin al-Awwam [الزبير بن العوام،]
– Zunairah al-Rumiya

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Label