Mencegah
lebih baik daripada mengobati, hal ini tetap merupakan kaidah yang harus
dipegang teguh. Banyak cara pencegahan tampaknya biasa-biasa saja, tetapi
masing-masing tetaplah memiliki kekhususan yang perlu diperhatikan.
1. Pencegahan lewat keterampilan
Pencegahan lewat keterampilan mempunyai andil
yang besar dalam pencegahan cedera itu telah terbukti, karena penyiapan atlit
dan resikonya harus dipikirkan lebih awal. Untuk itu para atlit sangat perlu
ditumbuhkan kemampuan untuk bersikap wjar atau relaks. Dalam meningkatkan atlit
tidak cukup keterampilan tentang kemampuan fisik saja namun termasuk daya
pikir, membaca situasi, mengetahui bahaya yang bisa terjadi dan mengurangi
resiko. Pelatih juga harus mampu mengenali tanda-tanda kelelahan pada atlitnya,
serta harus dapat mengurangi dosis latihan sebelum resiko cedar timbul.
Mengurangnya
antusiasme atau kurang tanggap
Kulit
dan otot terasa mengembang
Kehilangan selera makan
Gangguan
tidur, sampai bangun masih terasa lelah
Meningkatnya
frekuensi jantung saat istirahat
Penurunan
berat badan
Melambatnya
pemulihan
Cenderung
menghindari latihan atau pertandingan
2. Pencegahan lewat Fitness
Fitness secara terus menerus mampu mencegah
cedera pada atlit baik cedera otot, sendi dan tendo, serta mampu bertahan untuk
pertandingan lebih lama tanpa kelelahan.
1. Strength
Otot lebih kuat jika dilatih, beban waktu
latihan yang cukup sesuai nomor yang diinginkan untuk. Untuk latihan sifatnya
individual, otot yang dilatih benar-benar tidak mudah cedera.
2. Daya tahan
Daya tahan meliputi endurance otot, paru dan
jantung. Daya tahan yang baik berarti tidak cepat lelah, karena kelelahan
mengundang cedera.
3. Pencegahan lewat makanan
Nutrisi yang baik akan mempunyai andil
mencegah cedera karena memperbaiki proses pemulihan kesegaran diantara
latihan-latihan. Makan harus memenuhi tuntutan gizi yang dibutuhkan atlit
sehubungan dengan latihannya.
Atlit harus makan-makanan yang mudah dicerna
dan yang berenergi tinggi kira-kira 2,5 jam sebelum latihan atau pertandingan.
Pencegahan lewat Warming up ada 3 alasan
kenapa warm up harus dilakukan :
Untuk
melenturkan (stretching) otot, tendon dan ligament utama yang akan dipakai.
Untuk
menaikkan suhu terutama bagian dalam seperti otot dan sendi.
Untuk
menyiapkan atlit secara fisik dan mental menghadapi tugasnya.
3. Pencegahan lewat lingkungan
Banyak terjadi bahwa cedera karena lingkungan.
Seorang atlit jatuh karena tersandung sesuatu (tas, peralatan yang tidak
ditaruh secara baik) dan cedera. Harusnya memperhatikan peralatan dan barang
ditaruh secara benar agar tidak membahayakan.
1. Peralatan
Peralatan yang standart punya peranan penting
dalam mencegah cedera. Kerusakan alat sering menjadi penyebab cedera pula,
contoh yang sederhan seperti sepatu. Sepatu adalah salah satu bagian peralatan
dalam berolahraga yang mendapat banyak perhatian para ahli. Masing-masing
cabang olahraga umumnya mempunyai model sepatu dengan cirinya sendiri. Yang
paling banyak dibicarakan adalah sepatu olahraga lari. Hal ini di hubungkan
dengan dominanya olahraga lari, baik yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian
dari orang lain.
Sepatu yang baik sangat membantu kenyamanan
berolahraga dan dapat memperkecil resiko cedera olahraga.
Kontruksi sepatu
Sepatu lari yang baik mempunyai cirri-ciri
kontruksi sebagai berikut:
1)
Sol relative tebal dan kuat, tetapi cukup elastic sehingga mampu meredam
benturan. Biasanya mempunyai permukaan yang tidak rata (bergelombang atau
berkembang-kembang).
2)
Tumit harus sedikit lebih tinggi dari bagian depan ½ inci (1,3 cm).
3)
Bagian belakang “counter” ditinggikan sedikit sebagai “Achilles pad”
dengan tujuan mencegah cedera tendon Achilles.
4) Terdapat “arch support” yang baik.
5)
Harus cukup fleksibel, bisa dibengkokkan dengan mudah.
6)
“Heel counter” harus kuat dan kaku.
7)
Berat sepatu sekitar 238-340 gram.
Sepatu dikatakan pas jika jarak antara ujung
jari kaki dengan bagian depan sepatu selebar satu jari tangan (1,5 cm), bagian
yang lebar dari kaki pas dengan bagian lebar dari sepatu, serta tumit
“terpegang” dengan pas pada “counter” (bagian belakang sepatu). Pengepasan
sepatu harus dengan memakai kaos kaki (harus cukup empuk dan tebal) yang bisa
digunakan.
2. Medan
Medan dalam menggunakan latihan atau
pertandingan mungkin dari alam, buatan atau sintetik, keduanya menimbulkan
masalah. Alam dapat selalu berubah-ubah karena iklim, sedang sintetik yang
telah banyak dipakai juga dapat rusak. Yang terpenting atlit mampu menghalau
dan mengantisipasi hal-hal penyebab cedera.
4. Pencegahan lewat pakaian
Pakaian sangat tergantung selera tetapi
haruslah dipilih dengan benar, seperti kaos, celana, kaos kaki, perlu mendapat
perhatian. Misalnya celana jika terlalu ketat dan tidak elastis maka dalam
melakukan gerakan juga tidak bebas. Khususnya atletik, sehingga menyebabkan
lecet-lecet pada daerah selakangan dan bahkan akan mempengaruhi penampilan
atlit.
5. Pencegahan lewat pertolongan
Setiap cedera memberi tiap kemungkinan untuk
cedera lagi yang sama atau yang lebih berat lagi. Masalahnya ada kelemahan otot
yang berakibat kurang stabil atau kelainan anatomi, ketidakstabilan tersebut
penyebab cedera berikutnya. Dengan demikian dalam menangani atau pemberian
pertolongan harus kondisi benar dan rehabilitasi yang tepat pula.
6. Implikasi terhadap pelatih
Sikap tanggung jawab dan sportifitas dari
pelatih, official, tenaga kesehatan dan atlitnya sendiri secara bersama-sama.
Yakinkan bahwa atlitnya memang siap untuk tampil, bila tidak janganlah
mencoba-coba untuk ditampilkan dari pada mengundang permasalahan. Sebagai
pelatih juga perlu memikirkan masa depan atlit merupakan faktor yang lebih
penting.
0 komentar:
Posting Komentar