LONDON (Reuters) - Dalam dua tahun ke depan, saat matahari mencapai puncak siklus aktivitas 10 tahunan, ada risiko meningkat terjadinya badai matahari yang dapat mematikan sumber tenaga listrik dan satelit komunikasi andalan manusia.
"Pemerintah banyak negara menganggap ini hal yang serius," kata Mike Hapgood, spesialis cuaca luar angkasa di Rutherford Appleton Laboratory di Inggris. "Hal-hal seperti ini memang jarang, tapi saat terjadi, konsekuensinya bisa seperti bencana."
Hapgood mengatakan bahwa badai matahari semakin sering didaftarkan sebagai risiko bencana nasional agar ada perencanaan penanganannya, bersamaan dengan tsunami dan ledakan gunung api.
Statistik pun mendukung kekhawatiran terhadap badai matahari. Ada peluang 12 persen bahwa badai matahari besar akan terjadi di setiap dekade, sehingga kemungkinan terjadinya satu dalam 100 tahun. Terakhir kali badai matahari terjadi adalah 150 tahun lalu.
Industri satelit yang penuh rahasia
Ancaman ini datang dari plasma magnetis yang dikeluarkan matahari saat terjadi coronal mass ejection (CME) atau letusan masif angin matahari dan area magnetik yang dilepaskan ke luar angkasa. Seperti gelembung udara yang meletus di atas permukaan matahari, CME mengirim berton-ton gas ke angkasa dan dapat 'menelan' Bumi dalam 1-3 hari.
Badai geomagnetik yang ditimbulkan bisa memunculkan arus kuat di pembangkit-pembangkit listrik sehingga membuat transformer mahal, inti pembangkit tersebut, meleleh.
Listrik padam yang terjadi di sebagian besar India pekan ini memang tidak disebabkan oleh badai geomagnetik, tapi bisa memberi gambaran yang akan terjadi saat badai matahari datang. Para penambang bisa terjebak, kereta-kereta tak berjalan, dan rumah sakit tak bisa beroperasi. Sementara pemadaman ini terjadi di negara di mana 40% penduduknya tidak mendapat akses listrik.
"Pemerintah banyak negara menganggap ini hal yang serius," kata Mike Hapgood, spesialis cuaca luar angkasa di Rutherford Appleton Laboratory di Inggris. "Hal-hal seperti ini memang jarang, tapi saat terjadi, konsekuensinya bisa seperti bencana."
Hapgood mengatakan bahwa badai matahari semakin sering didaftarkan sebagai risiko bencana nasional agar ada perencanaan penanganannya, bersamaan dengan tsunami dan ledakan gunung api.
Statistik pun mendukung kekhawatiran terhadap badai matahari. Ada peluang 12 persen bahwa badai matahari besar akan terjadi di setiap dekade, sehingga kemungkinan terjadinya satu dalam 100 tahun. Terakhir kali badai matahari terjadi adalah 150 tahun lalu.
Industri satelit yang penuh rahasia
Ancaman ini datang dari plasma magnetis yang dikeluarkan matahari saat terjadi coronal mass ejection (CME) atau letusan masif angin matahari dan area magnetik yang dilepaskan ke luar angkasa. Seperti gelembung udara yang meletus di atas permukaan matahari, CME mengirim berton-ton gas ke angkasa dan dapat 'menelan' Bumi dalam 1-3 hari.
Badai geomagnetik yang ditimbulkan bisa memunculkan arus kuat di pembangkit-pembangkit listrik sehingga membuat transformer mahal, inti pembangkit tersebut, meleleh.
Listrik padam yang terjadi di sebagian besar India pekan ini memang tidak disebabkan oleh badai geomagnetik, tapi bisa memberi gambaran yang akan terjadi saat badai matahari datang. Para penambang bisa terjebak, kereta-kereta tak berjalan, dan rumah sakit tak bisa beroperasi. Sementara pemadaman ini terjadi di negara di mana 40% penduduknya tidak mendapat akses listrik.